A. Kerucut (alas kerucut).
Pada saat saya melakukan pembelajaran Matematika di SMP 19 Purworejo saya banyak sekali menemukan peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan kelas memberikan solusinya. Jika di kelas itu tidak ada seorang siswa pun yang bisa, maka saya memberikan gambaran sederhana. Selanjutnya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai waktu yang disepakati selesai, barulah membuat kesimpulan.
Selanjutnya saya segera merevisi RPP, dan memperbaiki sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung. Agar RPP dapat dilaksanakan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, maka alat peraga yang dibutuhkan disimpan dan dikemas jadi satu dengan RPP. Temuan- temuan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan ditulis tindak lanjutnya. Untuk melengkapi data kemampuan siswa tidak ada jeleknya mencatat siswa yang perlu mendapat pendampingan.
B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi kerucut).
Saya menemukan siswa yang kebingungan menentukan tinggi bangun kerucut. Penyebabnya pada saat mengajar guru jarang menyiapkan alat peraga bangun kerucut secara kontekstual. Siswa hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis. Untuk mengatasi kebingungan tersebut saya membawa kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut. Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik tentang kerucut.
C. Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas permukaan kerucut).
Siswa sering mengalami kesulitan menghitung permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru secara tidak kontekstual yaitu masih sebatas gambar kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas.
Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh dibungkus kerucut yang kedua, tapi akan terlihat bungkus kerucut kedua mengelupas. Dengan cara ini ternyata bisa menjawab persoalan tadi sehingga siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menentukan luas kerucut.
D. Tabung (menghitung luas permukaan tabung).
Pada pembelajaran menghitung luas permukaan tabung, penyajian gambar tabung, tidak cukup membuat siswa mampu mengidentifikasikan permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya membuat alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti yang dibungkus kertas dengan ukuran sesuai kaleng tersebut, baik tutup maupun alas tabung. Ada bagian bungkus kaleng yang di lem dan ada pula yang digunting. Alat peraga seperti ini mempermudah siswa untuk menghitung luas permukaan tabung.
Read More
Pada saat saya melakukan pembelajaran Matematika di SMP 19 Purworejo saya banyak sekali menemukan peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan kelas memberikan solusinya. Jika di kelas itu tidak ada seorang siswa pun yang bisa, maka saya memberikan gambaran sederhana. Selanjutnya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai waktu yang disepakati selesai, barulah membuat kesimpulan.
Selanjutnya saya segera merevisi RPP, dan memperbaiki sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung. Agar RPP dapat dilaksanakan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, maka alat peraga yang dibutuhkan disimpan dan dikemas jadi satu dengan RPP. Temuan- temuan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan ditulis tindak lanjutnya. Untuk melengkapi data kemampuan siswa tidak ada jeleknya mencatat siswa yang perlu mendapat pendampingan.
B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi kerucut).
Saya menemukan siswa yang kebingungan menentukan tinggi bangun kerucut. Penyebabnya pada saat mengajar guru jarang menyiapkan alat peraga bangun kerucut secara kontekstual. Siswa hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis. Untuk mengatasi kebingungan tersebut saya membawa kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut. Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik tentang kerucut.
C. Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas permukaan kerucut).
Siswa sering mengalami kesulitan menghitung permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru secara tidak kontekstual yaitu masih sebatas gambar kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas.
Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh dibungkus kerucut yang kedua, tapi akan terlihat bungkus kerucut kedua mengelupas. Dengan cara ini ternyata bisa menjawab persoalan tadi sehingga siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menentukan luas kerucut.
D. Tabung (menghitung luas permukaan tabung).
Pada pembelajaran menghitung luas permukaan tabung, penyajian gambar tabung, tidak cukup membuat siswa mampu mengidentifikasikan permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya membuat alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti yang dibungkus kertas dengan ukuran sesuai kaleng tersebut, baik tutup maupun alas tabung. Ada bagian bungkus kaleng yang di lem dan ada pula yang digunting. Alat peraga seperti ini mempermudah siswa untuk menghitung luas permukaan tabung.
Custom Fields
- Lokasi/alamat pelaksanaan praktik yang baik: SMPN 19 Purworejo, Jawa Tengah.
- Tingkat pendidikan: SMP/MTs
- Lingkup pendidikan: kelas
- Masalah/Latar belakang – Mengapa praktik yang baik ini dianggap penting? Praktik ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah apa?: Siswa mengalami kesulitan menghitung soal berkaitan dengan bangun ruang. Untuk mengatasinya, siswa perlu belajar dari alat peraga dan latihan.
- Tujuan praktik yang baik: Siswa dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menentukan luas kerucut, menghitung alas kerucut, menghitung tinggi dan sisi kerucut, menentukan luas permukaan kerucut, menghitung luas permukaan tabung, dan menentukan panjang diagonal sisi dan diagonal ruang.
- Penjelasan: strategi, proses/langkah kegiatan/sumber atau materi yang dibutuhkan:
- Guru menyiapkan alat peraga.
- Siswa mengidentifikasi rumus Matematika sesuai alat peraga.
- Siswa mendiskusikan apa yang dipelajari.
- Siswa secara berkelompok menyelesaikan tugas.
- Siswa berlatih soal sebanyak-banyaknya.
- Hasil, dampak atau perubahan dari praktik yang baik:
- Siswa dapat memeroleh pengalaman yang mereka pelajari.
- Siswa dapat belajar lebih mudah dalam memahami konsep Matematika.
- Informasi pelaku dan/kontributor – nama dan alamat: Juli Eko Sarwono, Guru Matematika SMPN 19 Purworejo, Jawa Tengah.